ALTERNATIF DARI ALLAH UNTUK MANUSIA Bagian II (Habis)

pilihan

Setelah Unsur ‘Ubudiyah dan ‘Asyirah pada  kesempatan yang lalu, unsur kehidupan untuk meraih hasanah di dunia dan hasanah di akhirat ialah:

MANZILAH

Tempat Tinggal : Rumah. Merupakan salah satu penentu keberhasilan hidup, sehingga seseorang merasa aman dan nyaman, setiap masuk menemukan ketenteraman dan kerasan, sebagaimana ungkapan Rasulullah SAW “Baitii Jannatii”  rumahku surgaku. Namun kenyataannya banyak rumah yang membuat tidak betah penghuninya, jadi ajang pertengkaran anggota keluarga, menjadikan panas dan gelap hatinya. Mari kita terapkan resep dari Nabi Muhammad SAW agar rumah mampu menyelamatkan :

Terangilah rumah-rumah kalian dengan Shalat dan membaca Al-Qur’an.

Perlu kita ketahui bahwa Pemerintah Kabupaten Sragen menghimbau untuk mensukseskan Program GM3 (Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji)

MA’ISYAH

Mata Pencaharian : Pendapatan. Hal ini mutlak dibutuhkan dalam hidup, namun kadang-kadang yang satu ini mampu mengalahkan unsur yang lain. Banyak di antara manusia untuk mendapatkan harta menghalalkan semua cara. Harta menjadi haram karena dua hal, yaitu karena barang itu najis dan barang suci namun cara mendapatkannya dari cara yang dilarang.

Sekali manusia mengkonsumsi barang haram, maka dampaknya amat luas, bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga keluarga yang ikut menikmatinya. Hal ini sesuai dengan ungkapan Rasulullah SAW dalam sebuah Hadits :

Setiap daging yang tumbuh dalam tubuh manusia, berasal dari barang yang haram, maka seluruh anggota tubuh cenderung berbuat menuju neraka.

DZURRIYYAH

Keturunan : Anak Cucu. Amanah dari Allah yang satu ini sangat besar andilnya dalam menentukan seseorang hidup bahagia dunia akhirat, maka perlu kita optimalkan upaya mewujudkan anak-anak shalih dan shalihah, anak yang pintar dan benar, mau mendo’akan orang tua, maka perlu dilakukan : menyuarakan adzan telinga kanan dan iqamah telinga kiri setelah lahir ; diberikan nama yang baik ; dilaksanakan ‘aqiqah ; dibekali ilmu ; dikhitan untuk anak laki-laki ; dinikahkan.

Sabda Nabi Muhammad SAW yang disampaikan kepada ‘A’isyah RA : mendidik anak sejak kecil dengan menerapkan Basyira dan Nadzira.

FAQIHAH

Ilmu : Faham Hukum Syari’at. Mampu membedakan halal dan haram. Tak salah orang tua menyekolahkan anak pada sekolahan umum asal pendidikan agama tak diabaikan. Karena di hadapan Allah anak akan menuntut kepada orang tua yang tidak memahamkan agama kepada anaknya.

Manusia yang tidak faham hukum syari’at, tidak akan mampu memilih segala sesuatu yang diridlai Allah, yang dibenarkan oleh agama, baik untuk ibadah mahdhah maupun ghairu mahdhah. Untuk itu kita harus tahu yang ushul dan furu’. Memahami Al-Qur’an dan Hadits secara mendalam, bukan asal-asalan. Apabila tidak mampu untuk memahami sendiri, seyogyanya kita mengikuti kepada yang lebih memahaminya, jangan ngarang.

Nabi Muhammad SAW menyatakan dalam sebuah Hadits :

Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah menjadi orang yang baik, akan difahamkan terhadap Agama.

Perlu memiliki prinsip hidup : yang dilakukan yaqin benar, namun tidak merasa yang paling benar. Hal ini terkandung maksud : apabila tidak yaqin akan kebenarannya, maka menjadikan ibadah tidak sah. Kemudian bagi orang yang merasa paling benar, pasti akan mempunyai penilaian terhadap orang yang tidak sama dengan yang dilakukannya itu salah.

‘AFIYAH

Sehat (jasmani dan rohani). Orang yang tidak sehat tidak mampu banyak berbuat, untuk dirinya atau untuk orang lain. Maka kesehatan merupakan salah satu pilar keberhasilan hidup manusia. Kita coba bayangkan seseorang yang pandai, sehat rohaninya  namun jasmani sakit-sakitan, maka ilmunya tidak banyak berguna, karena memikirkan tubuhnya yang sakit. Begitu sebaliknya orang yang sehat jasmani tetapi rohani tidak sehat, maka bisa disebut tidak waras bahkan bisa menjadi orang jahat.

Ketahuilah, dalam sebuah ungkapan Rasulullah SAW :

Fikiran yang sehat (cerdas) itu terdapat pada tubuh yang sehat.

 

Oleh : Drs. H. Mahmudi, M.Ag

Dimuat di Harian  Joglosemar Jum’at 23 Juni 2015

Scroll to Top